Posted on: January 9, 2022 Posted by: theartsp Comments: 0

Jakarta, 17 September 2015, Ada tanda-tanda  perdagangan lukisan palsu di Indonesia akhir akhir ini semakin marak. Sejak dipermasalahkannya sejumlah lukisan koleksi Museum OHD di Magelang sebagai sangat diragukan keotentikannya, 2012, dan karena itu sejumlah penggiat seni rupa membentuk Perkumpulan Pencinta Seni Rupa Indonesia (PPSI) yang kemudian menerbitkan buku Jejak Lukisan Palsu Indonesia (2014), bisnis lukisan palsu bukannya surut, justru semakin sakti dan menggunakan segala cara.

Tanda-tanda itu antara lain, dipergelarkannya lukisan-lukisan Widayat, salah seorang  “old master” (sebutan ini tidak tepat tapi telanjur digunakan dalam percakapan sehari-hari) dan diterbitkannya buku berkaitan dengan lukisan-kukisan tersebut di Magelang. Yang terbaru, yang keras diduga ada kaitannya dengan semacam promosi lukisan palsu, adalah buku Hendra Gunawan Sang Pelukis Rakyat yang soft launchingnya dilakukan pada tahun lalu, dan buku mulai beredar sekitar akhir tahun lalu. 

Buku ini telah diulas oleh Majalah Tempo dan Majalah seni dan Gaya Hidup Sarasvati. Ulasan di kedua majalah tersebut bisa disimpulkan bahwa lebih dari 200 reproduksi lukisan Hendra dalam buku tersebut keras diduga direpro dari lukisan Hendra yang tidak autentik, alias lukisan yang bukan dilukis oleh Sanga Pelukis Rakyat tersebut. 

Konon, lukisan-lukisan yang dikatakan sebagai lukisan Hendra Gunawan yang direproduksi dalam buku adalah koleksi sejumlah kolektor. Anehnya, menurut Rina Ciputra, putri Ciputra, salah seorang kolektor besar karya Hendra Gunawan, merasa tak pernah dihubungi perihal penerbitan buku Sang Pelukis Rakyat. Beberapa kolektor lain yang memiliki karya Hendra, antara lain Jusuf Wanandi, juga mengatakan hal serupa ketika ditanya oleh PPSI.

Merujuk pada peristiwa tersebut, PPSI  merasa perlu untuk menyelenggarakan forum diskusi untuk membahas maraknya lukisan palsu. Diskusi diselenggarakan pada 17 September 2015, bertempat di Ciputra Artpreneur, Ciputra World 1, Jakarta,  pukul 12.30.WIB. Tempat ini dipilih oleh karena –sudah disebutkan—Ciputra merupakan salah seorang kolektor besar Hendra Gunawan. Dengan demikian, forum diskusi bisa langsung membandingkan lukisan koleksi Ciputra yang dengan reproduksi dalam buku Sang Pelukis Rakyat.

Diskusi akan menghadirkan pembicara yang dianggap memiliki otoritas dan pengetahuan yang mendalam perihal seni rupa Indonesia. Mereka adalah,  pertama,  Jean Couteau (penulis seni asal Prancis yang tinggal di Bali), Inda C. Noerhadi (Praktisi Hak cipta yang menukis disertasi tentang hak cipta, dan antara lain berkaitan dengfan karya seni palsu)), Aminudin TH Siregar (kritikus, kurator dan staf pengajar ITB yang sedang menyusun buku sejarah seni rupa Indonesia, yang skripsinya tentang Pelukis Sudjojono, pelukis yang karyanya banyak dipalsukan), Siont Tedja (Analis asli palsu lukisan Hendra Gunawan). dan Amir Sidharta ( Analis asli- palsu lukisan Soedibio). Acara diskusi di moderatori oleh Syakieb Sungkar (kolektor yang sengaja membeli sejumlah lukisan palsu di “sarang”nya).

Diskusi seni ini diadakan dengan tujuan membuka masalah yang belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat seni rupa Indonesia khususnya, dan masyarakat luas umumnya. Belum adanya kesadaran akan hal ini itulah yang antara lain menyebabkan begitu “mudah” para pedagang lukisan palsu bergentayangan dan berhasilmenipu sejumlah pencinta lukisan. 

Pada kesempatan ini juga diadakan pameran lukisan palsu dan asli yang akan dibuka bersamaan dengan hari diskusi, yaitu pada tanggal 17 September, di Ciputra Arrpreneur. Pameran akan berlangsung sampai- 20 September 2015.

News

https://www.antaranews.com/berita/541383/ppsi-banyak-lukisan-palsu-beredar-di-indonesia

https://www.republika.co.id/berita/nv2jk76/wabah-lukisan-palsu-maestro

https://www.thejakartapost.com/life/2018/12/14/the-art-of-reproducing-paintings.html