Jakarta, 15 Juli 2018— Mengulang sukses pameran tunggal pertama, kini digelar pameran tunggal yang ke-2 seniman Haryanto Gunawan, diberi judul Spirits [e]motions yang digelar di Museum Ciputra Artpreneur, 15-19 Juli 2018. Pameran diresmikan oleh Bapak Airlangga Hartarto, yang berlaku sebagai tuan rumah Ibu Rina Ciputra dan Bapak Deddy Kusuma (kolektor seni rupa Indonesia). Pameran di kuratori oleh Aminuddin TH Siregar, Sally Texania dan Eddy Soetriyono.
Jika pada pameran yang bertajuk Colors [e] Motions sebelumnya, Haryanto Gunawan mencoba untuk merefleksikan dinamika kehidupan dalam budaya kontemporer yang bergerak dan berubah dengan cepat seiring dengan zaman desentralisasi masa kini. Juga dalam karya-karya lukisan sebelumnya kita melihat berbagai macam ragam ekspresi yang mencerminkan sebuah kegiatan multitasking.
Kali ini, Haryanto Gunawan mencoba untuk memberikan nafas baru pada karya-karyanya, atau dengan kata lain ia mencoba menampilkan karya abstrak dengan teknik baru, yang dapat kita jumpai pada 23 karya yang ditampilkan pada pameran.
Salah satu kurator pameran, Aminuddin TH. Siregar memaparkan “Di pameran keduanya yang bertajuk Spirit (e)Motions ini, lukisan-lukisan abstrak Haryanto Gunawan tampil leluasa membangun asosiasi yang terbilang baru apabila dibandingkan dengan pameran sebelumnya, Colours (e)Motions. Namun demikian, secara keseluruhan, lukisan-lukisan dalam dua pameran tersebut masih memperlihatkan konsistensi yang sama. Baik pada Spirit maupun Colours, lukisan-lukisan Haryanto memperlihatkan dimensi lirikal maupun kualitas-kualitas artistik yang dihasilkan dari pengalamannya. Beberapa lainnya memuat pandangan-pandangan atau filosofi sang pelukis menilai dunia di sekitarnya”.
Menggaris bawahi pernyataan Sally Texania, yang juga salah satu kurator pameran bahwa Merujuk pada dua teknis yang dipilihnya, Haryanto Gunawan mengungkapkan bahwa baginya ragam pendekatan melukis abstrak adalah kosakata yang dapat dipergunakannya. Pada pameran solo kedua ini, ia memilih mengadaptasi teknis yang pernah dilakukan Gerhard Richter (dengan palet) dan Christoper Wool (dengan airbrush) yang ditemukannya sebagai referensi. Sehingga dengan kesadaran-kesadaran tersebut, Gunawan tidak lagi dalam proses mengejar ke’aku’an melalui pemilihan sebuah gaya dan kepercayaan seni namun lebih pada penyaluran berbagai pengetahuan dan pemahamannya mengenai perkembangan seni rupa dunia. Baginya, adanya kesadaran seniman mengenai apa yang diadaptasinya memungkinkan seorang seniman dapat menilai dan menempatkan pengkaryaanya ditengah perkembangan seni rupa, sehingga alih-alih mengejar sebuah ‘orisinalitas’ dan ke ‘aku’an, pemetaan diri seorang seniman dinilainya lebih penting dalam konteks senirupa hari ini.
Berbeda dengan dua tahun lalu, karya-karyanya di pameran tunggalnya kali ini telah bebas dari belenggu hukum-hukum seni rupa Modern. Kali ini, misalnya, point of view dalam karya-karyanya tak lagi tunggal dan diam, tetapi menyebar dan terus bergerak –tak hanya di permukaan, melainkan juga di kedalaman yang ber-layer-layer. Kadang center of interest-nya mengalun tenang, tapi ada kalanya menciptakan ombak nan timbul tenggelam: Mengalir dari luar kanvas, mengarunginya, dan terus berenang keluar kanvas. Point of view-nya berjalan, center of interest-nya mengalir, sambil selalu bermimikri dan bermetamorfosis. Senantiasa menjelmakan rupa baru, terus-menerus mengubah wajah tanpa kesudahan. … L’eau coule encore elle a change pourtant… bunyi sebuah lirik lagu Prancis.
Dengan konsep estetik seperti ini Haryanto Gunawan melukiskan kasih sayang Mother-nya yang bagaikan sumur tanpa dasar. Cinta sang yang ibarat cakrawala dengan garis batas horison namun ternyata tak ada ujungnya. Bagaikan mega berarak nan selalu berubah bentuk serta rupa. Kasih sayang ibundanya terus kreatif mengembangkan roh dan badan untuk menghadapi perkembangan –sehingga menorehkan kenangan mendalam yang tak pernah sirna dari kalbunya. Cinta kasih. Bukan kebencian. Caritas. Aloha, diungkapkan oleh Eddy Soetriyono pada catatan kuratorialnya.
News
https://hot.detik.com/art/d-4117778/nafas-baru-pelukis-abstrak-haryanto-gunawan-di-pameran-ke-2
https://merahputih.com/post/read/dimensi-lirikal-spirit-e-motion-haryanto-gunawan
https://drive.google.com/file/d/11HYhnX-jvcU-rt0g36TA_rH5xyrnIE6q/view?usp=sharing